Sabtu, 01 Oktober 2011

Makna Valentine Day


Memasuki bulan Februari, umumnya ada satu hal yang terasa sedikit istimewa dibanding bulan-bulan lainnya. Warna pink, coklat, lilin, pita, bunga, sepatu, sandal mendadak menjadi lebih populer. Penyebabnya tak lain adalah satu hari yang ditunggu-tunggu Terutama oleh para kawula muda (yang jelas bukan hari kematian..hhahaha). Apalagi kalau bukan Valentine's day atau yang dibahasakan dengan Hari Kasih Sayang, yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Terutama di Indonesia, yang mayoritas generasi mudanya adalah para pemuda-pemudi Muslim serempak merayakan Velentine's day (*gejol-gejol* karena merasa prihatin,,hhehehe)

Berkirim surat (cinta), kartu dan bunga baik itu bunga anggrek, bunga mawar bahkan bunga kamboja alias bunga kuburan (mungkin karena hanya itu adanya), remaja putri sibuk memilih coklat untuk cowok yang disayanginya, candle light dinner, dan acara-acara party yang berlabel Valentine's Day marak di cafe-cafe. Ditambah lagi dengan 'dukungan' media yang menyajikan beragam liputan dan hiburan baertajuk tema ini. Lengkaplah sudah suasana yang seolah membenarkan perayaan Hari Kasih Sayang tersebut. Bahkan bukan hanya generasi muda saja yang terlibat anak kecil sampai kakek nenek, mbah buyut pun seolah tak ingin ketinggalan trend dibulan Februari pink ini.


Apa itu Valentine?

Sejarah tentang Valentine's day sendiri masih misteri (misterinya melebihi misteri gunung merapi...hwahaha...wekekekek..). Banyak versi cerita melatarbelakangi lahirnya peringatan pada tanggal 14 Februari itu. Konon (ceile), Valentine's Day berawal dari kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Romawi Kuno saat menyelenggarakan ritual upacara penyucian di setiap tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama, dipersembahkan untuk Juno Februata, Dewi Cinta (Queen of Feverish Love).

Pada hari itu pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar wajib menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan obyek hiburan. Pada tanggal 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda mencambuk orang dengan kulit binatang, sedangkan para wanita berebut untuk dilecut karena menganggap bahwa lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur (hwahaha... akan lebih subur kalo dikasih pupuk kandang kaliii... haiiiahhh aya-aya wae orang Romawi itu..)

Ketika agama Kristen Katolik masuk ke Roma, pengikutnya mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastur. Di antara pendukungan adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Untuk lebih mendekatkan ke dalam ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari.

Siapa sebenarnya St. Valentine sendiri masih membingungkan. Dalam The Catholic Encyclopedia Vol. XV subjudul St. Valentine, disebutkan ada 3 orang martir (orang yang mati dalam memperjuangkan kepercayaan agamany) bernama St. Valentine yang mati pada tanggal 14 Februari. Menurut versi pertama, Kaisar Claudus II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah dewa-dewa orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa St. Valentine melanggar peraturan Kaisar Claudus II. Kaisar ini menganggap bahwa tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di medan peperangan daripada tentara yang telah menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah. Namun, diam-diam St Valentine menikahkan banyak pemuda, sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.

Adapun versi ketiga mengisahkan bahwa ketika dipenjara, dipercaya bahwa St. Valentine jatuh cinta pada seorang gadis muda yang mengunjunginya selama ia dalam masa kurungan. Sebelum kematiannya, dia menulis surat kepada sang gadis yang mengisyaratkan 'from your Valentine', ekspresi kasih sayang yang hingga sekarang digunakan banyak orang.


Jadi itulah sejarah dari Valentine's Day. Sebuah sejarah yang sama sekali nggak ada kaitannya dengan kasih sayang, bahkan merupakan sebuah bentuk penghormatan pada pastur, penyembahan dan ritual ibadah yang tidak jelas. Sangat disayangkan, kebanyakan orang tidak mengetahui sejarah ini. Ataukah mereka pura-pura tidak mau tahu demi sebuah gengsi yang ternyata hanya sebuah budaya 'mengekor' tradisi kaum kafir dan ritual ibadah umat lain?


"..dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS Al Isra [17]: 36)


hweeeiii...berarti selama ini, orang-orang pada umumnya ikut-ikutan merayakan Valentine's Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nah lhooo... nggak tau apa nggak mau tau? itu salah besar... untung e aku ra melu-melu... bukankah al 'ilmu qabla al-'amal, artinya (kurang lebih seperti ini) bahwa ilmu itu (harusnya dipunyai dahulu) sebelum (melakukan) perbuatan. Dengan Demikian sebelum kita tahu status hukum suatu perbuatan maka hukumnya syubhaat. Jadi segala sesuatunya harus jelas,tidak boleh samar, dan harus tau status hukum perbuatan yang bersangkutan.. (percayalah, bahwa saya bukan sarjana hukum ...hhehehe... tapi, percayalah bahwa saya calon sarjana pendidikan... apa to iki?? ra nyambung blasss... ngoeeekk..)


Baiklah, okelah, yo wis..kita nggak akan memperpanjang masalah yang melatarbelakangi Valentine's Day, karena semua orang tahu, bahwa acara tersebut bukan produk dari peradaban Islam...


Ya akhi ya ukhti, ya sudahlah... hahaha... teman-teman, kanca-kanca, budaya ini memang menyimpan bara api ibarat diamnya Gunung Merapi. huuuh... benar-benar misteri gunung merapi.... (ra nyambung maneh..) Sangat berbahaya. Diam-diam bisa mengeluarkan wedhus gembel. Terutama bagi remaja yang masih labil (mengutip istilah mba kos saya, ababil= anak-anak muda abg labil>> termasuk saya, ngoeekk..hahaha). Mudah tergoda. Dan tak mustahil kemudian tanpa sadar menguntit budaya tersebut lalu kaget setengah mati terus bengong dan mlongo (semoga nggak nyampe mengeluarkan ingus..) kalo ternyata itu bukan dari Islam. Nah lhooo... biasanya hanya menyesal.


hoahhh... semoga Anda mengerti dan berusaha mengerti semua bahasa tulis ini.. Sebenarnya saya suka kalau sudah memasuki bulan Februari [bagian ini saya jujur]. Mari kita ambil positifnya saja, hahaha.. kenapa saya suka, karena pada bulan ini penjual, pedagang, supermarket atau apalah pasti banyak menjual coklat dengan berbagai promosinya, beli satu dapat dua... Apa-apa pasti pasangan. Beli 1 sepatu pasti, dapet satu pasang (yaa...iyalahh..) pokoke serba dua, tapi dijual obral... njuk pada akhirnya, coklat dua pasang itu saya makan sendiri...hwahaha... (maruk banget, jangan dicontoh!).. Eh, bukan ding, mungkin pada bulan Februari ini kita dapat belajar menjadi pribadi yang lebih HEMAT, dan tidak menghambur-hamburkan uang (alias boros).. Bukankah orang yang boros itu temennya setan.... Hiiiii, nek aku moh kekancan karo setan....


..."dan sesunggunya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan) sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.." (QS Al Baqarah [2]: 145)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar